Setiap
manusia di muka bumi ini pasti mempunyai kesalahan dalam hidupnya, tergantung
bagaimana kita menilai kesalahan itu besar ataupun kecil. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Salah berarti tidak benar atau tidak betul, dalam hukum
pidana dikenal asas yang paling fundamental, yakni Asas "Tiada Pidana
Tanpa Kesalahan" yang dikenal dengan "keine strafe ohne
schuld" atau "geen straf zonder
schuld" atau "nulla poena sine culpa". Dari asas
tersebut dapat dipahami bahwa kesalahan menjadi salah satu unsur
pertanggungjawaban pidana dari suatu subjek hukum pidana. Artinya, seseorang
yang diakui sebagai subjek hukum harus mempunyai kesalahan untuk dapat
dipidana.
Kesalahan
adalah dasar untuk pertanggungjawaban. Kesalahan merupakan keadaan jiwa dari si
pembuat dan hubungan batin antara si pembuat dan perbuatannya. Mengenai keadaan
jiwa dari seseorang yang melakukan perbuatan, lazim disebut sebagai kemampuan
bertanggung jawab, sedangkan hubungan batin antara si pembuat dan perbuatannya
itu merupakan kesengajaan, kealpaan, serta alasan pemaaf.
Dengan
demikian, untuk menentukan adanya kesalahan, dalam pidana subjek hukum harus
memenuhi beberapa unsur, antara lain: 1) Adanya kemampuan bertanggung jawab
pada si pelaku, 2) Perbuatannya tersebut berupa kesengajaan (dolus) atau
kealpaan (culpa); 3) Tidak adanya alasan penghapus kesalahan atau tidak adanya
alasan pemaaf.
Ketiga
unsur ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lain, dimana unsur yang satu bergantung pada unsur yang lain.
(Sudarto, 1983, Hukum dan Perkembangan Masyarakat, Sinar Baru, Bandung).
Pada
dewasa ini, kita sudah mulai sulit melihat orang-orang yang mengakui
kesalahannya sendiri mulai dari pejabat tinggi sampai orang terdekat kita
sendiri. Tentu hal ini perlu kesadaran dari individu masing-masing jika memang
kita berbuat kesalahan maka akui lah dan minta maaf kepada yang bersangkutan.
Dalam
hidup sosial bermasyarakat, tiap individu menilai batas kesalahan berbeda-beda tergantung nilai-nilai
norma yang dianut di keluarganya, sukunya, agamanya, dan lingkungannya, tentu
hal ini kembali kepada toleransi tiap individu menilainya. Contohnya bahwa jika
kita membuang sampah sembarangan maka menurut penulis hal tersebut merupakan
kesalahan dan dapat merugikan, jka ditegur maka akui lah dan harap membuang
sampah ditempat yang sudah disediakan.
Mengakui
kesalahan berarti memberanikan diri sendiri untuk memulai menunjukan sikap
positif terhadap orang lain. Hal ini berarti memulai untuk memberikan contoh
kepada orang lain untuk bersikap jujur kepada diri sendiri maupun pihak lain.
Karenanya jangan menunggu orang lain untuk menegur, namun mulailah dari diri
sendiri. Sikap positif harus ditunjukan kepada orang lain bukan menunggu orang
lain memberikan inisiatif sikap positifnya terhadap diri kita.
ketimbang
kita mengevaluasi dan mencari kesalahan dari orang lain, mengapa kita tidak memulainya
dari diri kita sendiri? Lakukanlah evaluasi diri sendiri, kesalahan apa yang
kita lakukan yang juga mungkin menyakiti orang lain. Sadari, akui kesalahan
kemudian meminta maaflah terlebih dahulu ketimbang menunggu orang lain.
Hampirilah kedamaian ketimbang menunggu kedamaian.
Baiknya
ketika kita mengetahui jika kita salah kita harus mudah mengucapkan maaf saya
salah atau maaf saya kurang teliti. Jangan sampa rasa gengsi ataupun
rasa egois yang ada pada diri kita membuat kita menjadi seseorang yang buruk
karena tidak mengakui kesalahan diri sendiri. Seperti contoh jika kita
dilingkungan pertemanan dan membuat janji ingin belajar kelompok dan telat akui
saja sjika kamu salah karena tidak bisa on time. Kita cukup memberikan
pejelasan apa yang kita alami. Inshallah sih teman kita itu bisa mengerti
keadaan yang kita sedang alami.
ketimbang
kita mengevaluasi dan mencari kesalahan orang lain, mengapa kita tidak
memulainya dari diri kita sendiri? Lakukanlah evaluasi diri sendiri, kesalahan
apa yang kita lakukan yang juga mungkin menyakiti orang lain. Sadari, akui
kesalahan kemudian meminta maaflah terlebih dahulu ketimbang menunggu orang
lain. Hampirilah kedamaian ketimbang menunggu kedamaian.
0 komentar:
Posting Komentar